Perjuanganku masuk kuliah
Tidak banyak aku bercerita
tentang cita-cita, ada keinginan tidak terwujud tapi bukan berarti harus
meninjau bahwa masa depan akan gagal, Baiklah disini saya akan bercerita disaat
mulai SMA saja tentang cita-cita.
Belajar dengan keras, satu titik
capaian ingin juara satu hanya ada di pikiranku. Namun, tentang cita-cita
bayangannya saja pun masih belum ada.
Kelas dua SMA aku masih tidak
tahu apa cita-citaku, sehingga belajar tidak belajar tidak menjadi utama
bagiku, yang ada keinginanku hanyalah ingin bekerja karena melihat gaji dua
sampai tiga juta sangat besar saat itu.
Aku menggerutu dengan temanku. “
Fan, kalo kau habis tamat ni kerja kan? Gua ikut ya”
Affandy menjawab.” Selaw ru, asal
jangan lupa aj sama aku bsok “
“Gak kuliah kita pan ?” tanyaku
sebentar. “ Gak aku kayaknya ru, bosan mah belajar muluk” ifan tertawa, aku
menghargainya dengan ikut tertawa.
Sementara chandra temanku SMP
ikut memberi tanggapan “ Aku kuliah sambil kerja bisanya her, kalau lu iya
nilai raport tinggi-tinggi , pintar jadi bisalah cari beasiswa”
jawaban saputra berbeda “Dulu aku
pengen kuliah suganda, gak enak aku sama pacar aku ditinggalin sendirian dia.”
Jawabnya. Lagi-lagi aku menyembunyikan tawa.
Saat kelas dua SMA aku ingat
cita-cita ku dulu yaitu menjadi pilot, sehingga berbagai cara diawal kulakukan
buat masuk kedalam persyaratan, seperti tinggi badan, perawatan gigi dan kuat
fisik, tak lupa belajar Tes Potensi Akademik sekaligus belajar PKN STAN.
Motivasi ku buat menggapai
cita-cita tidak ada, karena kutahu keinginan seperti hawa nafsu, orangtuaku
tidaklah mempunyai biaya banyak buat mendudukkan ku di kursi perguruan tinggi,
baik negeri maupun swasta.
Sampai di kelas tiga SMA,
menjelang UN, tak sempat lagi terbayang cita-cita super tinggi olehku. Karena
bapak sudah bilang kalau aku tidak akan kuliah di perguruan tinggi negeri, jadi
dengan tekad ku , segera ku daftar di perguruan tinggi Kedinasan, Seperti STAN,
PPTI BCA dan STPI Curug. Di tahun 2016 aku mengetes semua, tapi hasilnya adalah
bukan jalanku untuk disana. Yang paling lucu bagiku mendaftar di STPI curug,
sudah persiapan dari kelas dua SMA, tapi aturan membutuhkan satu saja memilih
perguruan tinggi kedinasan, yaitu aku memilih PKN STAN.
Masih ada SBMPTN, jalur terakhir
yang dapat aku tempuh, tapi karena sudah ditolak banyak PTK aku menjadi semakin
pesimis. Aku bilang kepada bapak “ pak, aku gak yakin bisa lulus di pilihan
pertamaku Kedokteran UNPAD, yaudah aku pasrah aja..”
Bapak menjawab tenang. “ kuliah
itu gak gampang, kalau lulus pun belum tentu diambil”
Dihari pengumuman SBMPTN, aku
tidak lulus di tahun 2016. Di pilihan Agroekoteknologi pun aku tidak jebol.
Sampai temanku ada yang celoteh “ sebodoh apa si lu ru pas SMA, masa masuk UNJA
aja gak jebol, hahahaah “
Penjaga warnet juga menimbrungi “
kau mau kuliah ? becanda? Orang suka main game terus tiap hari kayak mana mau
masuk PTN “
Tetangga suda pasti membully ku “
Anak desa ya kerja aja udah syukur, gak usah membelit-belit mau kuliah to..”
tetangga lain menimbrungi “ Anak ku iki uwes sarjana tapi mosok’e nang umah
wae”
Singkatnya, aku tidak kuliah.
Sepertinya aku kalah dengan omongan orang. Yasudah aku bekerja di PT .Wira
karya sakti, melamar, menghadap manajernya, wawancara, dan pelatihan sehari, ya
awalnya aku tidak diterima karena tidak meyakinkan diriku untuk mengangkat
beban 10 kg sendiri. Tapi karena ada orang dalam pamanku sebagai Tenaga
kesehatan di PT tersebut, ya aku diterima. Apa yang bisa aku lakukan disitu ?
Hanya mengandalkan ijzazah SMA saja ? ya tidak bisa. Tidak ada yang bisa aku
lakukan selain menjadi kuli disana.
Berat ? tentu saja. Malu? Pasti
iya?. Perginya saja aku tidak boleh mengenakan baju bagus, ya, aku gunakan baju
jelek-jelek karena tujuanku bekerja di daerah lapangan yang sangat panas.
“Heru kalau sudah dua tahun
disini, jadi pengawas bisa.” Aku
terdiam, pura-pura yakin dengan orang itu. “ iya pak, insha Allah “ jawabku,
tapi di hatiku tidak terima. Tidak ada dalam keinginanku menjadi mandor disini.
Aku tidak butuh omongan. Aku
butuh aksi yang bisa membuatku dan masa depanku cerah, bukan kerja di tempat
tak berijzah seperti ini. Kulihat teman-temanku memegang masing-masing
Alamameter dan membuat snap di kuliahnya.
Membuatku kadang sedih. Bagaimana bisa mereka yang akademiknya biasa saja bisa
kuliah.
Besoknya aku buka buku TPA dan
bahasa inggirs, aku mulai tertarik membahasnya. Membahas soal-soal lagi,
membuatku betah, sampai di truk yang membawaku kerja kusempatkan membuka buku pocket engglish grammar, sampai
dikatakan orang aku orang aneh. Karena saking sibuknya membuka buku saat kerja,
aku tidak sengaja menumpahkan setumpuk pot tanaman yang berisi 50 tanaman.
Hingga gajiku dipotong pada akhirnya aku mengundurkan diri, sebelum diusir dari
perusahaan.
Frustasi ? pasti iya.
Berbulan-bulan bulan aku dirumah, tanpa kerjaan. Seperti orang gak waras.
Hingga aku berpikir untuk bunuh diri saja, daripada aku menjadi sampah. Astagfirullah.
Akhirnya ada temanku namanya
Roni, ia mengajakku untuk les komputer di salah satu tempat di desaku, Tentu
saja aku mengikutinya. Dengan les tersebut, pikiranku semakin terbuka. Aku
tidak seperti dulu yang diam dirumah, aku mendapat teman baru, dan guru yang
sangat akrab denganku.
Di bulan Januari 2017, aku
selesai menyelesaikan les.aku banyak paham dengan komputer dan excel, sampai
suatu ketika ada seminar di lembaga tersebut tentang menjadi tenaga kerja yang
profesional.
Bapak bergelar Doktor tersebut
mengatakan “ kuliah itu seperti naik mobil yang tidak cukup orang, kesempitan,
kamu harus pandai-pandai agar bisa masuk
mobil dan ikut berjalan bersama mereka”
Seperti ada kilat yang menggores
hayalanku, ingatku pada pendaftaran bidikmisi. Tidak aku pedulikan kalau
bidikmisi itu hanya untuk orang pintar, aku lupakan kata kepala sekolah dan pak
Yopi yang melarangku mendaftar karena tidak pernah berprestasi di SMA. Aku usir
omongan semua orang, hingga pada bulan februari aku nekat mengurusnya sendiri
berkas-berkas bidikmisi.
SMA ku kurang adil dalam pembagian
beasiswa, mereka hanya menawarkan kepada siswa yang berperingkat berkala, Pendaftaran
terbentrok saat meminta surat Ranking oleh sekolah dan rekomendasi. Kulihat
raporku peringkat 19 dan 15 tentu saja ini jauh dari kata berprestasi, meminta
sertifikat lomba, aku tidak ada, tapi syukurnya ada dua orang temanku dari
padang, mengirimkanku sertfikat pelatihan dan olimiade, aku jadi terbantu.
Aku punya Kartu Indonesia Pintar
? Tidak lah. Orang aku bukan berprestasi di SMA.
Karena TU dan kepala sekolah tidak
memberikanku surat rekomendasi sebagai anak berprestasi dan pendaftar
bidikmisi, maka aku akan mengambil tindakan sendiri.
Apakah itu? Aku membuat surat
sendiri atas nama SMA dan menscanner
tanda tangan wali kelas dan kepala sekolah. Aku mengubah peringkatku dari 19
menjadi 10 besar, dari peringkat 15 menjadi 5 besar, hasilnya sangat cantik dan
rapi berkat kemampuan yang didapat dari les komputer, tinggal cap stempel SMA ?
Kebetulan guru lesku adalah orang TU di SMA, jadi aku temui saja bapak itu dan
meminta stempel.
bisa mengetik surat semulus ini,
hingga pada suatu hari ada sampai pernah mendaftarkan ku sebagai kestari di
Kantor Desa, wah tentu saja ini luar biasa, Akhirnya aku harus menolaknya
karena alasan sibuk les SBMPTN online di zenius.net, aku juga dibantu oleh
Nurul Fikri dalam Try Out SBMPTN hingga passing grade mencapai 49 % yang
katanya pasti menembus Fakultas Kedokteran.
Dirumah, aku les sendiri tanpa
mentor, ada dua orang temanku dari padang kuliah di UNAND mau ikut SBMPTN lagi
dan satu orang lagi ingin ikut SBMPTN, kami belajar bersama, chatiing melalui
WhatsApp dan membuat Grup WA khusus pejuang SBMPTN, yang mana setiap hari
membahas soal dan diskusikan aturan SBMPTN, tinggal beberapa hari H SBMPTN 2017
aku sudah siap, berkas bidimisi sudah siap, doa, aku meminta restu dari semua
orang, tinggal tersisa adalah waktu 2 JAM MENENTUKAN MASA DEPAN. Selembar
kertas jawaban yang menetukan masa depanku. Tapi aku tahu ALLAH selalu ada
untukku. .. ALLAH tidak akan mengubah masa depan hambanya kecuali ia akan
berusaha memperbaikinya sendiri. Disini aku banyak berdoa, berdoa, dan berdoa.
Akhirnya pada 13 Juni 2017, aku
tidak membukanya sendiri website hasilnya, GRUP WA, FB ramai sekali, hingga aku
lihat ada orang yang menhastag namaku di Grup dan kucoba lihat ternyata aku LULUS SBMPTN 2017, aku yakin pasti
kedokteran. Aku tanya dua orang temanku yang dipadang, ternyata temanku yang cewe ini Lulus di Fakultas kedokteran
UNPAD, temanku satu lagi Lulus di Fakultas kedokteran di Aceh. Mereka hebat
bisa mendapat UKT gratis disana.
Kemudian mereka menanyakan aku. “
Heru, kamu kedokteran kan ?”
Aku tersenyum sedih tapi
bersyukur “ enggak wei, aku tidak dapat pilihan dokter, aku lulus di Kesehatan
masyarakat”
Dua orang temanku itu tetap
membujukku agar mau mengambil jurusan tersebut, ya aku tidak mungkin
menolaknya, ist oke, aku next daftar ulang di UNJA.
-
Halo para readerku, sebenarnya
cerpen ini sudah aku buat pas sebulan setelah lulus SBMPTN, tapi banyak
kegiatan yang aku lakuin dimulai urus berkas, apalagi ada Mobel legend ini
mmwahh makin ga sempet nulis, tapi aku usahakan ga telat lagi upload nya hehe.